"apa lagi kalo bukan sebuah kenikmatan fisik dan jiwa..?" begitulah dia berteriak dari balik tirai bambu pembatas ruang ini. dia sosok seorang kesatria dengan kumis dan jambang lebat serta jubah gelap dengan tongkat seperti ular.
Lalu aku mengabaikan semua yg di teriakan itu sambil menggenggam sebutir buah apel yg baru saja aku ambil dari lemari pendingin dengan penuh semangat naik ke kamarku di atas, "Hai apakah kau mau berbagi apel denganku..?" tanyaku pada seorang wanita yg sedang tersenyum padaku karena melihat tingkahku yg tak biasa dia temukan.."kenapa lagi dengan pikiranmu, bergejolak..?" tanyanya padaku dan aku hanya tersenyum dan masuk ke dalam kamar gelapku..
terbius kalimat demi kalimat yg ku baca, ini membuatku mabuk logika dan jarak pandangku semakin dekat dan tak terasa hari semakin gelap akibat kisah cinta bulan dan matahari yg terus selalu ingin bersama dan mereka hebat bisa saling melengkapi, membuat sempurna hidup kami yg berusaha mengerti cinta sejati.
isi jiwa ini ku tumpahkan untuk membuatku merasa nyaman tanpa ada rasa keterpaksaan berusaha menjadi gila untuk bisa lupa, malam itu aku akan menjadi seorang wanita yg berkata kepada diriku sendiri "hai kau laki-laki dengan emosi cinta, aku hadir menemanimu saat kau sedih,susah, senang dan berakhir bahagia..aku tau kau selalu tak percaya padaku tapi untuk saat ini izinkan aku berkata apa adanya akan sebuah kejujuran hati" menatap pada pekatnya malam merasakan sedihnya bumi..
demi tuhanku aku berkata jujur untuk semua hidupku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar